"Generasi Bergerak. Hidupkan pemikir millenial"
"RELASI GENERASI DALAM MENGHADAPI REDUPNYA PENDIDIKAN"
(laodeamlisiblogspot.com)
Di tengah krisis yang di hadapi oleh Negara republic Indonesia dalam menangani pendidikan di massa pandemic adalah problem terbesar yang belum bisa di pecahkan oleh pemerintah. Hal ini memicu tingkat peradaban generasi dalam bidang pendidikan sehingga banyaknya generasi memilih untuk bekerja agar bisa menghasilakan sesuatu untuk keperluan hidupnya. Memang jika di lihat dari prespektif akal ada benarnya juga karena biaya pendidikan dan kondisi perekonomian masyarakat sangat berselisih jauh.
Namun sebagai generasi peradaban sudah seharusnya mengambil hikma dari problem ini agar dapat menjadi yang terbaik. Dalam buku MALALAI JOYA, perempuan pertama dan yang termuda di parlemen afganistan. Dengan judul A WOMAN AMONG WARLORDS. Menuliskan ada orang-orang yang berjuang sehari dan mereka orang baik. Ada orang-orang yang berjuang setahun dan mereka lebih baik. Dan ada orang-orang yang berjuang bertahun-tahun dan mereka lebih baik. Tetapi ada orang-orang yang berjuang sepanjang hidup mereka, Merekalah orang-orang yang sangat di butuhkan. dari redaksi tulisan di atas mampu memberikan pola manajemen yang baik dalam menata masa depan dan sebagai tolak ukur untuk mencapai puncak peradaban sebagai kecerdasan manusia.
Dalam buku yang sama juga memberikan kerangka dalam melangkah yakni dengan bunyi “ pelajarilah hal-hal dasar.! Bagi mereka yang sudah tiba waktunya, tak ada kata terlambat! Pelajarilah hal-hal dasar, memang takkan mencukupi, tetapi pelajari saja! Jangan cemas karenanya dan mulailah! Kau harus mengetahui segalahnya kau harus mengambil alih kepemimpinan.” Dan tentunya masih banyak buku buku yang memotifasi kita dalam melanjutkan pendidikan tanpa ragu dari setiap konsekuensi sebab dan akibat yang mampu melemahkan kita dari berbagai arah yang tak terduga hingga kita mendapati hal yang lebih sulit dari berbagai tantangan kehidupan, bukankah Allah telah berfirman dalam al-quran surah asy-syarh dalam ayat ke-5 yang artinya “maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” Sedang mereka yang menuntut ilmu sudah tentu mendapatkan jaminan Allah selama niat karena ridho tuhan yang maha esa semata.
Poin penting dalam pendidikan adalah bagaimana caranya kita bisa mengenali kebenaran dan memberikan nilai kebenaran tersebut pada titik yang hakiki sesuai ilmu yang kita dapatkan dan mengetahui kesalahan agar kita tidak terjerumus pada jalur yang salah. Namun slogam tersebut hanyalah paradigma retorika setiap kaum intelektual tanpa memberi efektif dari tujuan dan makna ilmu yang sebenarnya.
Problem tersebut karena pondasi pendidikan adalah sebuah pekerjaan untuk kehidupan pribadinya saja bukan berpondasi pada al-quran dan as-sunnah hingga melupakan tujuan utama dari pendidikan dan hilangnya arti pentingnya ilmu. maka problem solvingnya adalah peradaban dalam berpendidikan dengan kualitas religious agar buah dari pendidikanya adalah akhlak mulia, kejujuran dan tanggung jawab.
Tulisan ini menghembuskan nilai juang optimisme dari generasi agar membangkitkkan pendidikan dimanapun kita berada, baik di kota dan di desa hingga sampai pada pelosok-pelosoknya. Agar persoalan pendidikan dapat melahirkan pemikir terbaik dalam menata masa depan bangsa dan Negara kearah yang lebih baik lagi. Dan tentunya ini adalah harapan kita semua sebagai putra-putri Indonesia.
Generasi sedang bergerak. Segalah kelemahan dan cacat ini harus secepatnya di obati melalui perubahan sikap mental secara mendasar, dari mental preman dan tercelah menjadi mental bersih dan terpuji.
Komentar